Keefektifan Permainan Congklak Untuk Meningkatkan Motorik Halus Anak Usia 3-6 Tahun

  • ridha fadila putri sekolah tinggi ilmu tarbiyah al-quraniyah manna
Keywords: permainan congklak; motorik halus.

Abstract

Pada usia 3-6 tahun merupakan masa peka pada anak yang dimana fungsi tertentu perlu untuk dirangsang dan diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Anak gemar untuk melakukan permainan karena dianggap wajib sekaligus menyenangkan bagi anak yang dijadikan sebagai salah satu kegiatan untuk mengembangkan motorik halusnya. Namun, permainan tradisional perlahan ditinggalkan anak padahal memberikan kontribusi pada perkembangan motorik halus anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan permainan congklak untuk meningkatkan motorik halus anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif  yang berbentuk quasi eksperiment. Data dikumpulkan melalui tes unjuk kerja oleh anak berupa lembaran  pernyataan yang berisi 4 butir item pernyataan.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa melakukan permainan congklak lebih efektif untuk meningkatkan motorik halus anak usia 3-6 tahun dibandingkan dengan melakukan permainan beklen.

References

Arikunto, Saharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Dharmamulya. 2008. Permainan Tradisional Jawa. Yogyakarta: Kepel Press

Effi Kumala Sari. (2014). Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Kolase Dari Bahan Bekas Di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Simpang Iv Agam. Pesona PAUD, 1(1), 1–11.

Fad, Aisyah. 2014. Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia. Jakarta: Cerdas Interaktif (Penebar Swadaya Group)

Hasanah, U. (2016). Pengembangan kemampuan fisik motorik melalui permainan tradisional bagi anak usia dini. Jurnal Pendidikan Anak, 5(1).

Heryanti, Vera. 2014. Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Melalui Permainan Julianto, A. 2019. Kolaborasi Pendidikan Nonformal, Informal, dan Formal dalam Pendidikan

Pemuda di Daerah Istimewa Yogyakarta. DIKLUS: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah 1(3): 14-

Retrieved from https://journal.uny.ac.id/index.php/jurnaldiklus/article/view/24644/13186

Tradisional (Congklak). Skripsi. Bengkulu: Program Sarjana Universitas Bengkulu

Lacksana, I. (2017). Kearifan Lokal Permainan Congklak Sebagai Penguatan Karakter Peserta Didik Melalui Layanan Bimbingan Konseling Disekolah. Satya Widya, 33(2), 109-116.

Maghfuroh, L. (2018). Metode Bermain Puzzle Berpengaruh Pada. Endurance, 3(1), 55–60.

Mulyani. 2013. Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta: Langensari Publishing Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sujiono, Bambang, dkk. 2009. Metode Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

Siregar, S. N., Solfitri, T., & Roza, Y. (2014). Pengenalan Konsep Operasi Hitung Bilangan Melalui Permainan Congklak Dalam Pembelajaran Matematika. Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2(1), 119-128.

Sujiono, Dkk, 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta : Pt Indeks

Sumantri. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi

Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sutini, A. (2018). Meningkatkan keterampilan motorik anak usia dini melalui permainan tradisional. Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2).

Suyanto, slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan AUD. Jakarta: Depdiknas

Syafril. 2010. Statistika. Padang: SUKABINA Press

Published
2022-03-29